Rabu, 17 Oktober 2018

Analisis Risiko


Analisis Risiko adalah suatu metode analisis yang meliputi faktor penilaian, karakterisasi, komunikasi, manajemen dan kebijakan yang berkaitan dengan risiko tersebut. Tahapan kegiatan analisis risiko antara lain meliputi: identifikasi, proyeksi risiko, penilaian risiko, dan manajemen risiko. Penilaian risiko dapat dilakukan secara kuantitatif atau kualitatif.

Identifikasi risiko
Identifikasi risiko adalah proses menetapkan apa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana sesuatu dapat terjadi, sehingga dapat berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan. Tujuannya adalah untuk menghasilkan suatu daftar sumber-sumber risiko dan kejadian-kejadian yang berpotensi membawa dampak terhadap pencapaian tiap tujuan yang telah diidentifikasi dalam penetapan tujuan. Setelah mengidentifikasi apa yang dapat terjadi, maka perlu dipertimbangkan penyebab dan skenarioskenario yang dapat terjadi.

Proyeksi Risiko
Proyeksi atau estimasi risiko dilakukan untuk me-rating risiko berdasarkan kecenderungan bahwa risiko tersebut akan menjadi kenyataan dan segala konsekuensi dari masalah yang berhubungan dengan risiko tersebut. Proyeksi risiko merupakan komponen utama dalam tahap penilaian risiko.
Tahap ini meliputi: penetapan skala yg merefleksikan persepsi kecenderungan suatu risiko (skala dapat bersifat kualitatif ataupun kuantitatif), menggambarkan konsekuensi dari risiko, menetapkan dampak dari risiko, dan ketepatan secara menyeluruh dari proyeksi risiko.

Penilaian Risiko
¨ Suatu organisasi mungkin tidak memerlukan analisis dan penetapan tujuan secara berkala, namun organisasi perlu melakukan penilaian terhadap risiko secara berkala.
¨ Risiko dapat mengalami perubahan seiring dengan lingkungan internal maupun eksternal yang selalu berubah.
¨ Penilaian risiko dapat dilakukan untuk setiap tingkatan, baik tingkat unit kerja, atau kegiatan.
¨ Pendekatan yang sama dapat digunakan pada penilaian risiko di tingkatan yang berbeda tersebut.

Tujuan Penilaian Risiko
¨ mengidentifikasi risiko-risiko potensial, baik yang berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal;
¨ memeringkat risiko-risiko berdasarkan kebutuhan untuk segera mendapat penanganan;
¨ meyakinkan pihak manajemen instansi bahwa terdapat risiko-risiko yang menjadi prioritas untuk dikelola secara efektif.

Keluaran yang Diharapkan dari Penilaian Risiko
¨ kriteria dan skala dampak dan kemungkinan;
¨ kriteria penerimaan risiko;
¨ daftar risiko dan peta risiko sesuai tujuan terpilih; dan
¨ daftar risiko dan peta risiko tervalidasi sesuai tujuan terpilih.

Teknik Penilaian Risiko
Teknik penilaian risiko dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif.
Karakteristik penilaian kualitatif meliputi tipe efek kesehatan, estimasi frekuensi pemajanan (harian, mingguan, bulanan), lokasi hazard dalam hubungannya dengan tempat kerja. Sedangkan karakteristik penilaian kuantitatif meliputi data pengukuran pemajanan, konsentrasi zat, angka kesakitan/kematian, modeling analisis konsekuensi dari pemajanan terhadap hazard dan modeling frekuensi pemajanan.

Penilaian Kuantitatif Risiko
Kuantifikasi terhadap suatu risiko akan sangat tergantung pada kondisi nature hazard, kemudahan utk diukur (measurable) dan adanya suatu standar yg dipakai. Untuk mengkuantifikasi risiko, ketiga komponen risiko (frekuensi, probabilitas dan hasil jadi atau outcome) harus bisa diekspresikan secara matematika (modeling). Modeling merupakan teknik untuk melihat pola kejadian.
Frekuensi dapat diekspresikan dengan menggunakan data riwayat pemajanan atau incident record. Probabilitas dapat dibuat skala dengan rentang nilai ( 0 < P < 1 ). Hasil jadi (outcome) atau konsekuensi dari hasil pemajanan terhadap suatu hazard dapat diukur sebagai berikut: jumlah kasus kematian atau cedera, kasus sakit serius dan biaya kerusakan (lost cost). Kelemahan penilaian risiko kuantitatif, antara lain sifatnya sangat natur sehingga tidak memperhatikan persepsi dan perlakuan terhadap hazard.
Hal lain yang dapat dilakukan secara kuantifikasi, misalnya untuk modeling kebakaran (fire and explosion). Penilaian kuantitatif risiko ini pada umumnya sangat aplikatif untuk chemical atau process engineers. Contoh penilaian kuantitatif, misalnya penentuan LD50 dan LC50. Keduanya adalah modeling utk penilaian lethal dose dan lethal concentration dengan pengukuran durasi pemajanan, konsentrasi atau dosis hazard dan hasil jadi (kematian).

Penilaian Kualitatif Risiko
Metode penilaian risiko secara kualitatif terkesan subjektif dan memberi peluang multiinterpretasi dan debat. Persepsi risiko bisa bervariasi untuk setiap orang. Ada beberapa metode yang dapat diterapkan.

Fine’s Risk Score
Fine’s risk score adalah model untuk melakukan penilaian risiko dengan formula sbb: Risiko adalah hasil pengalian faktor-faktor yang terdiri dari: konsekuensi x faktor exposure x faktor probabilitas (R = C x E x P).
Ketiga faktor tersebut diklasifikasikan dalam beberapa kelas dan diberi rating.  Hasil perhitungan risiko (risk score) dapat dipergunakan untuk memperkirakan kejadian, mengalokasikan resources dan mengontrol hazard. Maka apabila sudah dapat men-score risiko, dapat dilakukan kalkulasi biaya untuk intervensi.
FACTOR
CLASSIFICATION
RATING
1. Consequence
Catastrophe, numerous facilities
100
Multiple facilities
50
Fatality
25
Extremely serious injury
15
Disabling injury
5
Minor cuts, bruises, bumps
1
2. Exposure
Hazard event occurs:
Continuously
10
Frequently
6
Occasionally
3
Unusually
2
Rarely
1
Remotely
0,5
3. Probability
Complete accident sequence:
Is the most likely and expected result
10
Is quite possible, not unusual
6
Would be an unusual sequence
3
Remotely possible
1
Has never happened after many years of exposure, but conceivably possible
0,5
Practically impossible
0,1
Beberapa keterbatasan model ini antara lain:
 Data bukan merupakan data konkret, tetapi berupa data estimasi,
 Potensi personal bias dan pengalaman akan mempengaruhi hasil akhir, dan
Risk score hanya dipergunakan sbg baseline level dari risiko tidak didifinisikan sbg safe atau unsafe.
  
      Sumber:
http://bawas.mahkamahagung.go.id/portal/rb/spip/sosialiasi/BAHAN_ANALISA_RESIKO_DAN_AKTIVITAS_PENGENDALIAN.pdf
https://fadhilhayat.wordpress.com/2010/08/27/analisis-risiko-2/


Kamis, 05 April 2018

Membuat Efek Photoshop (Efek Double Exposure)


Oke kali ini membuat topic tutorial, Cara Membuat  Efek Double Exposure di Photoshop.



Nah mungkin dari kalian ada yang belum tau Efek Double Exposure itu? Nah sebetul nya saya juga kurang tau sih sejarah nya dan history nya apa. Langsung aja kita mulai tutorial nya, nah sekarang siapkan 1 foto utama dan 1 gambar untuk menjadi background nya.

Oke lanjut ke tahap berikut nya!

Pertama jalankan program Adobe Photoshop. Kemudian masukan foto yang ingin kalian edit.


Berhubung latar belakang foto yang saya ambil berwarna putih, sangat mudah nantinya kita edit ke langkah berikut nya. Diusahakan background foto yang kita edit berwarna putih. Lalu kita pilih Quick Selection tool kemudian pilih Add to selection pada option bar.


Seleksi pada area luar selain object / foto anda.




Jika sudah terseleksi, pilih menu Select pada menubar kemudian pilih Inverse atau dengan menekan Shift + Ctrl + I.




Jika sudah, centang bagian Smart Radius kemudian sesuaikan radiusnya. Ubah output-nya menjadi New Layer agar hasil dari seleksi tadi bisa langsung pisah dari foto aslinya


Lalu buat layer baru, dan posisikan di bawah layer yang sudah diseleksi tadi.


Fill dengan warna putih menggunakan Paint Bucket Tool.


Masukkan foto landscape pemandangan ke photoshop. Kemudian Drag kedalam lembar kerja utama seperti gambar dibawah ini. Atur posisi layernya menjadi paling atas. Apabila ukuran foto landscape terlalu besar kalian bisa mengoptimasi ukurannya dengan cara pilih menu Edit > Free Transform atau dengan menekan Ctrl + T. Lalu kecilkan.


Ketika sudah pas, kembalikan tingkat opacity-nya menjadi semula. Lalu tekan tombol Ctrl, tahan, kemudian arahkan kursor mouse tepat pada icon layer foto kita, kemudian klik kiri. Layer akan otomatis terseleksi mengikuti bentuk pada layer foto kita. 


Lalu tekan icon Add layer mask yang berada di bawah jendela Layer.



Maka foto landscape akan ter-Clipping Mask mengikuti bentuk foto kita. 


Jadikan foto yang utama kita menjadi Black and White.


Lalu tekan Add layer mask. Kemudian pilih Brush tool, ubah foreground menjadi hitam, lalu atur hardness-nya menjadi 0%. Mulai mem-brush pada area objek selain wajah dengan perlahan.


Dan lakukan di layer copy 3 menjadi Black and White. Dan ubah blending mode menjadi screen.


Selesai, jika ingin menambahkan efek tulisan dan kreasi lain nya bisa di terapkan sendiri yass.