Rumah adat Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat Aceh
dibuat dari kayu meranti dan berbentuk panggung. Mempunyai 3 serambi yaitu
Seuramoe Keu (serambi depan), Seuramoe Inong (serambi tengah) dan Seuramoe
Likot (serambi belakang). Selain itu ada pula rumah adat berupa lumbung padi
yang dinamakan Krong Pade atau Berandang.
Pakaian adat yang dikenakan pria Aceh adalah baju jas
dengan leher tertutup (jas tutup), celana panjang yang disebut cekak musang dan
kain sarung yang disebut pendua. Kopiah yang dipakainnya disebut makutup dan
sebilah rencong terselip di depan perut.
Wanitanya memakai baju sampai kepinggul, celana panjang
cekak musang serta kain sarung sampai lutut. Perhiasan yang dipakai berupa
kalung yang disebut kula, pending atau ikat pinggang, gelang tangan dan gelang
kaki. Pakaian ini dipergunakan untuk keperluan upacara pernikahan.
· Tari
Seudati, berasal dari arab dengan latar belakang agama islam. Sebuah tarian
dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat
disenangi dan terkenal di Aceh.
· Tarian
Saman Meuseukat, dilakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan
ajaran kebajikan, terutama ajaran agama islam
· Tarian
Pukat, adalah tarian yang melambangkan kehidupan para nelayan dari pembuatan
pukat hingga mencari ikan.
· Tari
Rebana, merupakan tari kreasi yang menekankan pada keterampilan memainkan alat
musik "rebana" dalam mengiringi gerak-gerak lincah khas Aceh. Tari
ini biasa ditampilkan dihadapan tamu-tamu agung.
Senjata tradisional yang dipakai oleh penduduk Aceh adalah
rencong. Wilahan rencong terbuat dari besi dan biasanya bertuliskan ayat-ayat
Al Quran. Selain rencong, rakyat Aceh mempergunakan pula pedang dengan nama
pedang daun tebu, pedang oom ngom dan reudeuh. Pedang daun tebu dipakai oleh
pamglima perang dan reudeuh oleh para prajurit.
Suku dan marga yang terdapat di Aceh antara lain : Aceh,
Alas, Tamiang, Gayo, Ulu Singkil, Simelu, Jamee, Kluet, dan lain-lain.
6. Bahasa Daerah : Aceh, Alas, Gayo,
dan lain-lain.
7. Lagu Daerah : Bungong Jeumpa,
Piso Surit.
B. Kebudayaan Sumatra Utara
Rumah adat Sumatera Utara dinamakan Parsakitan dan Jabu
Bolon. Jabu Parsakitan adalah rumah adat di daerah Batak Toba, tempat
penyimpanan barang-barang pusaka dan tempat penyimpanan barang-barang pusaka
dan tempat pertemuan untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan
penyelenggaraan adat. Jabu Bolon adalah rumah pertemuan suatu keluarga besar.
Berbentuk panggung dan ruang atas untuk tempat tinggal bersama-sama, Tempat
tidur lebih tinggi dari dapur.
Di daerah Tapanuli Utara tenunan tradisionalnya disebut
ulos. Kain ulos itu terdiri dari beberapa macam yang harga dan fungsinya
berbeda-beda. Misalnya: Ulos Godang, Sibolang, Mangiring, Sitoluntuho, Ragi
Hidup, Sadum, dan Ragi Hotang.
Pada upacara adat kaum pria mengenakan tutup kepala yang
disebut sabe-sabe dari ulos mangiring. Di bahunya disampirkan Ulos Ragi Hotang
dan mengenakan kain sarung. Kaum wanitanya menegenakan Ulos Sadum yang
disampirkan di kedua bahunya dililit dengan Ulos Ragi Hotang dan mengenakan
sarung suji.
3. Tari-tarian Daerah Sumatera Utara
· Tari
Serampang Dua Belas, sebuah tari melayu dengan irama joged. Diiringi musik
dengan pukulan gendang ala Amerika Latin. Serampang Dua Belas merupakan tari
pergaulan, baik bagi muda-mudi maupun orang tua.
· Tari
Tor-tor, sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan
dan ditarikan dalam suasana khusuk.
· Tari
Marsia Lapari, tari garapan ini menggambarkan kegiatan gadis-gadis Sumatera
Utara yang senantiasa saling membantu dalam menggarap sawah. Olahan tari
didasarkan unsur gerak tari daerah Tapanuli Selatan yang diramu dengan unsur
daerah lain, dengan iringan musik gondang sembilah.
· Tari
Manduda, suatu bentuk tarian rakyat Simalungun yang bersuka ria di masa panen
padi.
Piso surut adalah sejenis belati dan merupakan senjata
tradisional di Tanah Karo, Sumatera Utara. Piso gaja dompak, berupa sebilah
keris panjang merupakan lambang penting pemerintahan Raja Si Singamangaraja.
Senjata ini hanya boleh diguanakan oleh raja saja. Senjata tradisional yang
biasa digunakan oleh masyarakat umum adalah hujur sejenis tombak dan podang
sejenis pedang panjang.
Suku dan marga yang terdapat di daerah Sumatera Utara :
Melayu, Batak (Mandailing, Toba, Simalungun, Karo), Nias, dan lain-lain.
6. Bahasa Daerah : Batak, Karo,
Melayu, Nias, Mandailing, dan lain-lain.
7. Lagu Daerah : Pantun Lama,
Butet, Sengko-sengko.
C. Kebudayaan Sumatra Barat
Rumah adata Sumatera Barat dinamakan Rumah Gadang. Rumah
Gadang di Sumatera Barat adalah untuk tempat tinggal. Rumah tersebut dapat
dikenali dari tonjolan atapnya yang mencuat ke atas yang bermakna menjurus kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Tonjolan itu dinamakan gojoang yang banyaknya
sekitar 4-7 buah. Rumah Gadang mempunyai 2-3 lumbung padi antara lain Si
Bayo-bayo yang artinya persedian padi bagi keluarga dari rantau. Si
Tinjau Lauik, padinya untuk diberikan kepada yang tidak mampu dan Si
Tangguang Litak, padinya khusus bagi yang punya rumah.
Kaum pria dari Sumatera Barat memakai tutup kepala yang
disebut saluak. Memakai baju model teluk belanga yang berlengan agak pendek dan
melebar ke ujung. Selembar kain menyelempang di bahu dan sebilah keris terselip
di depan perut. Ia juga memakai celana panjang dengan kain songket melingkar di
tengah badan. Sedangkan wanitanya memakai tutup kepala bergonjang yang disebut
tangkuluak tanduak, baju kurung dengan
kain songket menyelempang di bahu dan berkain songket.
Perhiasan yang dipakainya adalah anting-anting, kalung bersusun dan gelang pada
kedua belah tangan, pakaian ini berdasarkan adat Minangkabau.
3. Tari-tarian Daerah Sumatera Barat
· Tari
Piriang, sebuah tarian tradisional yang melambangkan suasana kegotongroyongan
rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam
harinya bersukaria bersama-sama.
· Tari
Payung, ditarikan oleh pasangan muda-mudi dengan payung tangan, sang pria
selalu melindungi kepala sang wanita, sebuah perlambang perlindungan lelaki
terhadap wanita.
· Tari
Kiek Gadih Minang, merupakan tari kreasi yang mendasarkan garapannya pada
unsur-unsur gerak tari tradisi Minang. Tari kelompok ini menggambarkan
kesibukkan gadis-gadis Minang di waktu subuh selagi bersiap-siap menuju mesjid.
Senjata tradisional yang amat terkenal di Sumatera Barat
adalah Karih yang merupakan senjata tikam. Senjata tikam lainnya adalah belati,
disamping tombak, ruduih yang disebut juga golok atau ladiang.
Tombaknya yang berujung tiga disebut piarit.
Suku dan marga yang terdapat didaerah Sumatera Barat adalah
Mentawai, Minangkabau (Jambak, Guci, Piliang, Caniago, Tanjung, Pisang,
Sikumbang, Panyalai, dan Koto).
6. Bahasa Daerah : Minangkabau,
Melayu, dan lain-lain.
7. Lagu Daerah : Kampuang nan
Jauah di Mato, Ayam Den Lapeh, Dayuang Palinggam dll.
Rumah adat Banten adalah rumah adat suku Baduy, oleh Karena
itu pemerintah menetapkan nama rumah adat Banten adalah rumah Badui. Rumah
tradisional ini berupa panggung yang terbuat dari dari kerangka bambo, kayu
nangka, kayu jati serta batang pohon kelapa dengan beratapkan daun nyiur
ataupun ilalang dan lantainya yang terbuat dari pelepah bambu yang telah
dibelah.
Pakaian adat Banten pada Pria mengenakan pakaian model baju
koko dengan lehernya yang tertutup. Serta pakaian bawahnya dilengkapi
celana panjang serta diikatkan dengan kain batiknya. Pada bajunya dikenakan
ikat pinggang dan diselipkan sebilah parang di ikat pinngang tersebut bagian
depan. Serta di bahu diselempengkan sehelai kain.
Sedangkan pakaian adat Banten pada wanitanya, memakai baju
adat kebaya serta kain batin sebagai bawahannya. Pakaian ini juga
diselempangkan sehelai kain di bahu dan dihiasi dengan bros kerajinan tangan
pada bagian depan kancing kebayanya. Pada rambut di sanggul dan dihiasi dengan
kembang goyang berwarna keemasan.
Tari Topeng : Tarian ini dilakukan oleh satu
orang pria atau lebih sesuai dengan kebutuhan. Gerakkan tari ini tempak
gemulai.Tarian topeng mengisahkan tentang seorang rasa yang balas dendam karena
cintanya yang ditolak.
4. Alat Musik: Angklung Buhun,
Pantung Bambu, Rampak Beduk.
5. Senjata Tradisional: Parang
6. Bahasa Daerah: bahasa Jawa
Banten dan bahasa Sunda
7. Suku bangsa: Suku Baduy.
E. Kebudayaan DKI Jakarta
Rumah tradisional khas Jakarta dinamakan Rumah Kebaya.
Atapnya berbentuk joglo suatu pertanda ada pengaruh bentuk rumah tradisonal
Jawa. Begitu pula pembagian ruangannya. Ada serambi depan yang disebut paseban.
Tepi paseban dipagari dengan pintu masuk di tengahnya. Pintu itu diberi ukiran
dan tingginya sekitar 80 cm. Sedangkan tepi atapnya diberi renda seperti
kebaya. Paseban berfungsi pula sebagai tempat ibadah.
Dinding-dinding rumah tradisional Jakarta (Betawi), terbuat
dari panil-panil yang dapat dibuka-buka dan digeser-geser ke tepi. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan ruangan yang lebih luas, bila suatu waktu
diadakan acara selamatan atau hajatan. Serambi depan dan serambi belakang yang
lepas terbuka, merupakan ciri khas pula dari rumah tradisional Jakarta
(Betawi).
Pakaian adat pria Betawi (Jakarta) berupa tutup kepala
(destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup). Ia juga memakai celana
panjang, kain batik yang melingkar pada pinggang dan sebilah belati terselip di
depan perut. Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya, selendang panjang serta
kain yang dibatik.
3. Tari-tarian Daerah DKI Jakarta
· Tari
Topeng, merupakan sebuah tari tradisonal
· Tari
Yapong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu-tamu negara.
· Tari
Serondeng, merupakan tari garapan yang mengambil unsur-unsur gerak tari Wayang
Betawi. Nama serondeng digunakan sesuai dengan nama lagu yang dimainkan oleh
Musik Ajeng Betawi yang mengiri tarian ini.
· Tari
Sembah adalah suatu tarian untuk menyambut tamu dengan adat Betawi.
Badik Merupakan salah satu senjata tradisional yang dikenal
penduduk Jakarta. Parang atau golok banyak digunakan oleh para pendekar.
Sedangkan senjata terkenal lainnya adalah keris, tombak, toya, cabang dan
parang.
Jalannya sejarah sangat berpengaruh pula kepada
keanekaragaman bentuk senjata tradisional daerah Jakarta (Betawi). Senjata
badik merupakan salah satu senjata tradisioal penduduk Jakarta yang mendapat
pengaruh dari Bugis. Toya dan trisula (senjata tombak yang berujung tiga),
merupakan pengaruh dari Cina, sedangkan keris merupakan pengaruh dari Jawa.
Senjata tradisional lainnya adalah parang atau yang lebih
dikenal dengan golok. Golok mempunyai ukuran dan wilahan yang beragam pula. Ada
yang bentuknya pendek atau panjang dan ada pula yang tipis disamping yang
tebal. Mata golok tajam sebelah. Golok diselipkan di depan perut dan umumnya
banyak dipakai oleh para pendekar.
5. Suku : Suku dan marga yang
terdapat di daerah Jakarta Raya adalah : Betawi, Orang Depok, Orang Tugu, Cina,
Arab, dan lain-lain.
6. Bahasa Daerah : Betawi
7. Lagu Daerah : Kicir-kicir,
Jali-jali, Surilang.
Salah satu contoh rumah adat Jawa Barat dinamakan Keraton
Kasepuhan Cirebon yang di depannya terdapat pintu gerbang. Keraton Kasepuhan
Cirebon ini terdiri dari 4 ruangan. Jinem atau pendopo untuk para
pengawal/penjaga keselamatan Sultan. Pringgodani, tempat Sultan memberi
perintah kepada adipati. Prabayasa, tempat menerima tamu istimewa Sultan dan
Panembahan, ruang kerja dan istirahat Sultan.
Pakaian adat pria Jawa Barat berupa tutup kepala (destar),
berjas dengan leher tertutup (jas tutup). Ia juga memakai kalung, sebilah keris
yang terselip di pinggang bagian depan serta berkain batik.
Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya, kalung, dan
berkain batik. Beberapa hiasan kembang goyang menghiasi bagian atas kepalanya.
Begitu pula rangkaian bunga melati yang menghiasi rambut yang disanggul.
Pakaian ini berdasarkan adat Sunda.
3. Tari-tarian Jawa Barat
· Tari
Topeng Kuncuran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat
seorang raja karena cintanya ditolak.
· Tari
Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan
memukau.
· Tari
Rarasati. Dewi Rarasati sebagai selir Arjuna yang cantik dan lembut ternyata
memiliki jiwa keprajuritan. Kepandaiannya dalam memanah telah menyadarkan
Srikandi dari kesombongannya. Saripati gambaran tersebut kemudian diangkat
dalam bentuk tari kelompok dengan sumber gerak tari tradisi Cirebon.
· Tari
Jaipong, suatu bentuk tarian pergaulan Jawa Barat yang terkenal.
Di Jawa Barat senjata tradisional yang terkenal adalah
kujang. Pada mata kujang terdapat 1-5 buah lubang dan sarungnya terbuat dari
kain hitam. Senjata lainnya adalah keris kirompang, keris kidongkol, golok,
bedok, panah bambu, panah kayu dan tombak.
5. Suku : Sunda, Badui, Betawi,
Banten, dan lain-lain.
6. Bahasa Daerah : Sunda,
Betawi
7. Lagu Daerah : Sintren, Cing
Cangkeling, Bubuy Bulan.
G. Kebudayaan Jawa Tengah
Rumah adat Jawa Tengah dinamakan Padepokan. Padepokan Jawa
Tengah merupakan bangunan induk istana Mangkunegara di Surakarta. Rumah
penduduk dan keraton di Jawa Tengah umumnya terdiri dari 3 ruangan. Pendopo,
tempat menerima tamu, upacara adat dan kesenian. Pringgitan untuk pagelaran
wayang kulit. Dalem, tempat singgasana raja. Bagi rumah penduduk,
"dalem" berarti ruangan untuk tempat tinggal.
Pakaian adat untuk pria Jawa Tengah adalah penutup kepala
yang disebut kuluk, berbaju jas sikepan, korset dan keris yang terselip di
pinggang. Ia juga memakai kain batik dengan pola dan corak yang sama dengan
wanitanya.
Sedangkan wanitanya memakai kebaya panjang dengan kain
batik. Perhiasannya berupa subang, kalung, gelang, dan cincin. Sanggulnya
disebut bokor mengkureb yang diisi dengan daun pandan wangi.
3. Tari-tarian Tradisional.
· Tari
Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan
menawan.
· Tari
Bambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa).
Sebuah pelambang penumpasan angkara murka.
· Tari
Enggat Enggot, diangkat dari tari tradisional Banyumas. Sesuai dengan ciri khas
daerahnya tari ini menyuguhkan gerak lincah dan jenaka, selaras dengan
dinamisnya irama musik calung yang mengiringinya.
· Tari
Kendalen, merupakan tari keprajuritan gagah dan berani.
Keris adalah senjata tradisional di daerah Jawa Tengah yang
mendapat tempat penting dalam kehidupan masyarakatnya. Keris dapat menunjukkan
kedudukan seorang dalam masyarakat. Senjata lainnya adalah pedang, tombak, dan
perisai.
5. Suku : Suku dan marga yang
terdapat didaerah Jawa Tengah adalah: Jawa, Samin, Karimun, Kangean, dan
lain-lain.
7. Lagu Daerah : Suwe ora Jamu,
Gek Kepriye, Lir-ilir, Gundul Pacul, Gambang Suling, dan lain lain.
Rumah adat Jawa Timur dinamakan Rumah Situbondo. Rumah
Situbondo merupakan model rumah adat Jawa Timur yang mendapat pengaruh dari
rumah Madura. Rumah itu tidak mempunyai pintu belakang dan tanpa kamar-kamar
pula. Serambi depan tempat menerima tamu laki-laki dan tamu perempuan diterima
di serambi belakang. Mereka masuk dari samping rumah.
Pakaian adat yang dipakai prianya berupa tutup kepala
(destar), baju lengan panjang tanpa leher dengan baju dalam warna
belang-belang. Sepotong kain tersampir di bahunya dan ia memakai celana panjang
sebatas lutut dengan ikat pinggang besar. Sedangkan wanitanya memakai baju
kebaya pendek dengan kain sebatas lutut. Perhiasan yang dipakainya adalah
kalung bersusun dan gelang kaki.
3. Tari-tarian Daerah Jawa Timur.
· Tari
Remo, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa kepahlawanan.
Ditarikan pada waktu menyambut tamu agung.
· Reog
Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan,
dan kegagahan.
· Tari
Tandakan, adalah jenis tari pergaulan yang digali dan digarap berdasarkan tari
tradisional yang berkembang didaerah Jombang, dan sekitarnya. Sebagai tari
pergaulan maka tari ini bersuasana gembira dan berkesan akrab.
Senjata yang sangat terkenal di Jawa Timur adalah clurit.
Clurit adalah sejenis arit dan bentuknya cukup mengerikan. Orang-orang Madura
sering menyelipkan clurit di pinggangnya. Senjata lainnya di Jawa Timur adalah
sondre, kodi, tombak, pisau belati, dan arit bulu ayam.
5. Suku : Suku dan marga yang
terdapat di daerah Jawa Timur adalah: Jawa, Madura, Tengger, dan Osing.
6. Bahasa Daerah : Jawa, Madura
7. Lagu Daerah : Tanduk Majeng,
Kerapan Sapi.
Salah satu contoh rumah adat daerah Bali disebut Gapura
Candi Bentar. Gapura Candi Bentar merupakan pintu masuk istana raja yang
merupakan pula rumah adat di Bali. Gapura Candi Bentar dibuat dari batu merah
dengan ukir yiran dari batu cadas. Balai Benggong terletak pada sisi kanan dan
Balai Wantikan terletak pada sisi kiri. Balai Benggong adalah tempat istirahat
raja beserta keluarganya. Balai Wantikan adalah tempat adu ayam attau pegelaran
kesenian. Kori Agung adalah pintu masuk pada waktu upacara besar. Kori
Babetelan merupakan pintu untuk keperluankeluarga.
Pakaian adat pria Bali berupa ikat kepala (destra), kain
songket saput dan sebilah keris terlesip pada pinggang bagian belakang.
Sedangkan wanitanya memakai dua helai kain songket, setagen songket atau
meprada dan selendang atau senteng. Ia juga memakai hiasan bunga emas dan bunga
kamboja diatas kepala. Perhiasan yang dipakainya adalah subang, kalung, dan
gelang.
3. Tari tarian Daerah Bali
· Tari
Legong, merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cinta raja dari
Lasem.ditarikan secara dinamis dan memikat hati.
· Tari
Kecak, sebuat tarian berdasarkan cerita dari Kitab Ramayana yang mengisahkan
tentang bala tentara monyet dari Hanoman dan Sugriwa.
· Tari
Jaran Teji, adalah jenis tari kreasi yang memanfaatkan gerak tari tradisi untuk
menggambarkan keterampilan para prajurit penanggung uda yang bersiap siaga
menuju medan perang.
Keris sebagai senjata penduduuk Bali. Selain untuk membela
diri, keris dapat mewakili seseorang dalam suatu undangan pernikahan. Menurut
kepercayaan sebagai penduduk Bali, bila keris pusaka direndam dalam air putih
akan menyembuhkan anggota keluarga dari gigitan binatang berbisa. Gagang keris
yang terbuat dari kayu itu, ada pula yang berhiasan permata. Selain keris
terdapat pula tombak yang dipergunakan untuk berburu, berperang atau upacara
pembakaran mayat. Juga terdapat golok yang dipergunakan untuk keperluan bertani
serta untuk mempersiapkan upacara keagamaan.
5. Suku : Suku dan marga yang
terdapat didaerah Bali adalah : Bali, Jawa, dan Madura.
J. Kebudayaan Kalimantan Selatan
Rumah adat Kalimantan Selatan dinamakan Rumah Banjar
Bubungan Tinggi. Rumah Banjar Bunbungan Tinggi mempunyai atap tinggi. Bagian
depan rumah berfungsi sebagai teras yang dinamakan pelatar, tempat anggota
keluarga bersantai. Rumah ini merupakan rumah panggung dan dibawahnya dapat
digunakan untuk menyimpan padi dan sebagainya. Seluruh rumah terbuat dari kayu
ulin dan atapnya dari sirap kayu ulin.
Pria memakai pakaian adat berupa tutup kepala(destra), baju
rompi, sarung sebatas dengkul dan celana panjang yang disebut selawar.
Sedangkan sebilah keris diselipkan didepan perut. Wanitanya memakai tutup
kepala berhiasankan kembang goyang yang disebut sumping, baju dan kain bersulam
emas. Perhiasan yang dipakainya beruapa anting anting, kalung, pending, dan
gelang. Pakaian pengantinini berdasarkan adat banjar.
3. Tari tarian Daerah Kalimantan
Selatan
· Tari
Baksa Kembang, merupakan tai selamat datang pada tamu agung
dengan menyampaikan untaian bunga.
· Tari
Radap Rahayu, dipertunjukkan pada upacara tepung tawar, sebelum pengantun pria
dan wanita dipersandingkan dipelaminan.
· Tari
Mantang Gandut, tari gandut merupakan jenis tari garapan yang diangkat dari
tari tradisional Kalimantan Selatan. Tari ini termasuk jenis tari pergaulan,
dimana penari wanita, yang dinamakan Gandut, berusaha menarik simpati penonton,
sedangkan penari pria(Mantang) menyambut tantangan itu dengan memilih
pasangannya.
Keris adalah salah satu senjata tradisonal diKalimantan
Selatan. Ukurannya paling panjang lebih kurang 30cmdan matanya terlogam
lainnya. Senjata buat dari besi dicampur logam lainnya. Senjata lainnya adalah
anak mandau, bujak (sejenis tombak), sumpitan, dan beliung.
5. Suku : Suku dan marga yang
terdapat didaerah Kalimantan Selatan adalah : Banjang Hulu dan Banjang Kuala.
6. Bahasa Daerah : Banjar
7. Lagu Daerah : Sapu Tangan
Bapucu Ampat, Ampar Ampar Pisang.
K. Kebudayaan Sulawesi Tenggara
Salah satu contoh rumah adat Sulawesi Tenggara disebut
Istana Sultan Buton. Istana Sultan Buton disebut juga Malige. Bangunan tersebut
tidak memakai paku dan merupakan rumah panggung. Ia terdiri dari 3 lantai.
Lantai pertama tempat kediaman raja dan permaisuri, lantai kedua untuk tempat
tinggal dan lantai ketiga tempat wanita salat. Pada kiri kanan lanta dua ada
ruangan tempat semacam menenun kain yang disebut Bate. Sultan Buton adalah
pilihan rakyat banyak. Sultan harus bersih dari cacat jasmani ataupun cacat
rohani. Untuk menggantikan kedudukan Sultan, tidak selamanya dari keturunan
Sultan yang berkuasa. Dapat pula dupilih dari adik atau kakak Sultan, bahkan
dari orang lain yang sederajat.
Prianya memakai pakaian adat berupa tutup kepala (destar),
baju model jas tutup sarung sebatas dengkul dan celana panjang. Sedangkan
wanitanya memakai baju kebaya. Diatas kepalanya terdapat hiasan kembang dan
hiasan lainnya berupa anting anting, kalung, dan gelang. Pakaian adat ini
berasal dari Kendari.
3. Tari tarian Daerah Sulawesi
Tenggara
· Tari
Balumpa, merupakan tari selamat datang dalam menyambut tamu agung. Tari rakyat
ini berasal dari Buton.
· Tari
Dinggu, melambangkan sifat kegotongroyongan dalam kerja bersama sewaktu
menumbuk padi. Sentuhan alu pada lumbung merupakan irama tersendiri yang
menyentuh hati.
· Tari
Molulo, adalah tarian yang indah danriang dari pergaulan muda mudi Sulawesi
Tenggara.
· Tari
Motasu (berladang), Tari Motasu diangkat dari tradisi masyarakat Tolaki di
Kabupaten Kolaka dan Kendari. Keseluruhannya menggambarkan ungkapan permohonan
kepada tuhan agar dalam berladang dapat perlindungan dan kelak dikaruniai hasil
yang melimpah.
Keris adalah senjata tradisional rakyat Sulawesi Tenggara/
bentuknya berlekuk lekuk seperti keris pada umumnya. Istana dan banteng
kerajaan Sultan Buton sangat terkenal dalam sejarah perlawanan bersenjata
menentang Belanda. Keris dan pedang dipakai untuk perang jarak dekat, sedangkan
tombak, lembing dan sumpitan untuk perang jarak jauh.
5. Suku : Suku da marga
yang terdapat didaerah Sulawesi Tenggara adalah : Walio, Laki, Muna, Buton,
Mororene, Wowonii, Kulisusu, dan lain lain.
6. Bahasa Daerah : Buton, Muna,
Laki dan lain lain.
7. Lagu Daerah : Peia Tawa
tawa.
L. Kebudayaan Nusa Tenggara Barat
Salah satu contoh rumah adat Nusa Tenggara Barat disebut
Istana Sultan Sambawa. Istana tersebut bertingkat tiga. Lantai bawah atau
pertama merupakan tempat pengawalan. Bila ada upacara, maka para pengawal
berbaris didepan tangga, sesuai urutan pangkatnya. Anak tangga menandakan
urutan pangkat tersebut. Lantai kedua adalah tempat kediaman Sultan dan
Permaisuri. Disebalah kana berhapan dengan kamar Sultan alah tempat pangeran
pangeran. Sedangkan lantai tiga disediakan untuk para putri dan keluarga
lainnya dari Sultan.
Pakaian adata pria Lombok berupa tutup kepala dengan baju
berlengan panjang, kain sarung sebatas dengkul dan kain sarung yang ditenun.
Sedangakan wanitanya memakai kebaya panjang dengan kain songket. Perhiasannya
yang dipakai adalah hiasan bunga dikepala, anting anting, kalung bersusun,
pending, dan gelang. Pakaian adat pria Sumbawa berupa tutup kepala,baju jas
tutup, kain songket dan kain tenun yang melingkar dipinggang. Wanitanya memakai
model baju bodo, dan kain songket. Perhiasan yang dipakai berupa hiasan bunga
dikepala, kalung bersusun, pending, dan gelang tangan.
3. Tari tarian Daerah Nusa Tenggara
Barat
· Tari
Mpaa Lenggogo, sebuah tarian guna menyambut kehadiran Maulid Nabi Besar
Muhammad SAW. Tari ini juga sering dipertunjukkan pada upacara upacara perkawinan
atau upacara khinatan keluarga raja.
· Tari
Batu Nganga, adalah sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat. Mengisahkan
tentang kecintaan rakyat terhadap putri raja yang mesuk kedalam batu. Mereka
memohon agar sang putri dapat keluar dari dalam batu itu.
· Tari
Gora (Gogo Rancah), adlah tarian yang menggambarkan keceriaan dan kegembiraan
para petani yang dengan semangat menanam padi. Tari ini merupakan tari garapan
yang diolah dari sumber tari tradisi suku Sasak, suku Sumbawa, dan suku Bima.
Di NTB, senjata tradisional adalah keris. Ada berbagai
jenis keris, misalnya sampari dan sondi. Di Lombok, sondi bernama grantin.
Keris merupakan benda pusaka yang diperoleh secara turun temurun. Dipakai pada
saat upara upara adat, juga pada waktu upacara keagaaman, seperti Maulid Nabi
Muhammad SAW, Idut Fitri, Idul Adha dan pada waktu menerima tamu negara.
5. Suku : Suku dan marga
yang terdapat di daerah Nusa Tenggara Barat adalah : Sasak, Bali, Sumbawa, dan
Bima.
6. Bahasa Daerah : Sumbawa,
Sasak, dan lain lain.
7. Lagu Daerah : Orlen orlen.
M. Kebudayaan Nusa Tenggara Timur
Salah satu contoh rumah adat Nusa Tenggara Timur disebut
Saoata Musalakitana. Rumah Saoata Musalakitana adalah rumah rumah adat di NTT,
untukk tempat tinggal lurah, camat atau pembesar lainnya. Rumah ini berbentuk
panggung dan dibawahnya terdapat balai panjang tempat menerima tamuyang
tiangnya berdiri dari landasan batu besar, sehingga tidak perlu ditanam dalam
tanah.
Pakaian adat yang dipakai kaum pria di NTT berupa topi
dengan bentuk yang khas, baju jas ttup, selempang kain tenun dan bersarung kain
tenun. Sebilah golok terselip didepan perut. Perhiasan yang dipakai berupa
kalung dan pending. Sedangkan wanitanya memakai hiasan kepala berbentuk bulan
sabit, kain tenun yang menyelempang di bahu dan kain tenun yang menutup bagian
dada hingga kaki.perhiasan yang dipakai adalah subang, kalung, pending, dan
gelang tangan. Pakaian ini berdasarkan pakaian adat Rote.
3. Tari tarian Daerah Nusa Tenggara
Timur
· Tari
Perang, tari yang menunjukkan sifat sifat keperkasaan dan kepandaian
mempermainkan senjata. Senjata yag dipakai berupa cambuk dan perisai.
· Tari
Gareng Lameng, dipertunjukkan pada upacara Khinatan. Tari ini berupa upacan
selamat serta mohon berkat kepada Tuhan agar yang dikhinat sehat lahir dan
batin dan suksesdalam hidupnya.
· Tari
Lendo Nusa Malole, berarti tarian ini dari negeri yang indah. Tari garapan yang
menggunakan irirngan musik sasando ini merupakan tari penyambut tamu yang memanfaatkan
gerak gerak tari tertentu agar massa ikut dalam kegembiraan.
Senjata yang umumnya dipakai oleh penduduk NTT adalah Sundu
atau Sudu, semacam keris. Penduduk menganggapnya sebagai senjata tikam yang
keramat. Senjata lainnya adalah Saweo, Pisau, Kampak, Parang, dan Senapan
Tumbuk.
5. Suku : Suku dan marga yang
terdapat di daerah Nusa Tenggara Timur adalah : Timor, Rote, Flores, Sabu,
Dawan, Belu, Sumba, Helong, dan lain lain.
6. Bahasa Daerah : Sumba Timor,
Hawu, Beku.
7. Lagu Daerah : Potong Bebek,
Desaku, Anak Kambing Saya.
Rumah adat Maluku dinamakan Baileo. Baileo dipakai untuk
tempat pertemuan, musyawarah dan upacara adat yang disebut Saniri Negeri. Rumah
tersebut merupakan panggung dan dikelilingi oleh serambi. Atapnya besar dan
tinggi terbuat dari daun rumbia, sedangkan dindingnya dari tangkai rumbai yang
disebut.
Prianya memakai pakaian adat berupa setelann jas berwarna
merah dan hitam, baju dalam yang berenda dan ikat pinggang. Sedangkan wanitanya
memakai baju Cele, semacam kebaya pendek, dan berkain yang disuji. Perhiasannya
berupa anting anting, kalung dan cincin. Pakaian ini berdasarkan adat Ambon.
3. Tarian tarian Daerah Maluku
· Tari
Lenso, merupakan tari pergaulan bagi segenap lapisan masyarakat Maluku.
· Tari
Cakalele, adalah tari perang yang melukiskan jiwa kepahlawanan yang gagah
perkasa.
· Tari
Cakaola, merupakan jenis tari pergaulan yang digarap berdasarkan unsur unsur
gerak tari tradisional Orlapei dan Saureka reka. Tari ini biasannya ditarikan
untuk memeriahkan pesta pesta atau dipertunjukkan dalam rangka manjamu tamu
tamu terhormat.
Senjata tradisional yang terkenal di Maluku adalah Parang
Salawaku. Panjang parang 90-100cm, sedangkan Salawaku (perisainya) dihiasi
dengan motif motif yang melambangkan keberanian.
Parang tersebut terbuat dari bahan besi yang keras dan ditempa oleh seorang
pandai besi khusus. Tangkai parang terbuat dari kayu keras, seperti kayu besi
atau kayu gupasa. Sedangkan Salawaku (perisainya) terbuat dari kayu yang keras
pula. Selain untuk keperluan perang, parang salawaku dipakai pula dalam
menarika tari Cakalele.
5. Suku : Suku dan marga yang
terdapat didaerah Maluku adalah : Rana, Alifuru, Togitil, Furu Aru, dan lain
lain.
6. Bahasa Daerah : Togitil,
Furu Aru, dan Ahfuru.
7. Lagu Daerah : Kole kole,
Mande mande, Rasa Sayang Sayange.
O. Kebudayaan Unik di Indonesia
1. Ritual Tiwah – Kalimantan Tengah
Ritual Tiwah yaitu prosesi menghantarkan roh leluhur sanak
saudara yang telah meninggal dunia ke alam baka dengan cara menyucikan dan
memindahkan sisa jasad dari liang kubur menuju sebuah tempat yang bernama
sandung.
Tiwah merupakan upacara ritual kematian tingkat akhir bagi
masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng), khususnya Dayak Pedalaman
penganut agama Kaharingan sebagai agama leluhur warga Dayak.Nah, yang
menariknya lagi ritual tersebut memakan waktu beberapa hari sehingga
membutuhkan dana yang cukup besar.
2. Kebo-keboan – Banyuwangi
Ritual Tradisi yang diadakan setahun sekali pada tgl 10
Suro atau 10 Muharaam di desa Alasmalang, Singojuruh, Banyuwangi, yang
berkaitan dengan budaya agraris khususnya siklus tanam padi.Upacara ini adalah
gabungan antara upacara minta hujan bila terjadi kemarau panjang atau rasa
syukur, bila panen berhasil dengan baik.
Di upacara ini beberapa laki laki berdandan menjadi kerbau
mereka harus berkubang di tengah kubangan sawah yang baru dibajak, kemudian
diarak keliling desa, disertai karnaval kesenian rakyat. Kemudian mereka juga
beraksi membajak sawah.
3. Mapasilaga Tedong – Toraja
Salah satu budaya yang menarik dari Tana Toraja adalah adat
Mapasilaga Tedong atau adu kerbau. Kerbau yang diadu di sini bukanlah kerbau
sembarangan. Biasanya, kerbau bule (Tedong Bunga) atau kerbau albino yang
menjadi kerbau aduan.
Sebelum upacara adat berlangsung, puluhan kerbau yang akan
diadu dibariskan di lokasi upacara. Kerbau-kerbau tersebut kemudian diarak
dengan didahului oleh tim pengusung gong, pembawa umbul-umbul, dan sejumlah
wanita dari keluarga yang berduka ke lapangan yang berlokasi di rante
(pemakaman). Saat barisan kerbau meninggalkan lokasi, musik pengiring akan
dimainkan. Irama musik tradisional tersebut berasal dari sejumlah wanita yang
menumbuk padi pada lesung secara bergantian.
Sebelum adu kerbau dimulai, panitia menyerahkan daging babi
yang sudah dibakar, rokok, dan air nira yang sudah difermentasi (tuak), kepada
pemandu kerbau dan para tamu. Adu kerbau kemudian dilakukan di sawah, dimulai
dengan adu kerbau bule. Adu kerbau diselingi dengan prosesi pemotongan kerbau
ala Toraja, Ma’tinggoro Tedong, yaitu menebas kerbau dengan parang dan hanya
dengan sekali tebas.
Rambu Solo adalah pesta atau upacara kedukaan /kematian.
Bagi keluarga yang ditinggal wajib membuat sebuah pesta sebagai tanda
penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.
Setelah melewati serangkaian acara, si mendiang di usung
menggunakan Tongkonan (sejenis rumah adat khas Toraja) menuju makam yang berada
di tebing-tebing dalam goa. Nama makamnya adalah pekuburan Londa.
Yang unik dari upacara rambu solo adalah pembuatan boneka
kayu yang dibuat sangat mirip dengan yang meninggal dan diletakkan di
tebing.Uniknya lagi konon katanya, wajah boneka itu kian hari kian mirip sama
yang meninggal.
Ini adalah bagian dari serangkaian upacara tradisional yang
dilakukan oleh orang Sumba. Setiap tahun pada bulan Februari atau Maret
serangkaian upacara adat dilakukan dalam rangka memohon restu para dewa agar
panen tahun tersebut berhasil dengan baik. Puncak dari serangkaian upacara adat
yang dilakukan beberapa hari sebelumnya adalah apa yang disebut Pasola.
Pasola adalah ‘perang-perangan’ yang dilakukan oleh dua
kelompok berkuda. Setiap kelompok teridiri dari lebih dari 100 pemuda
bersenjakan tombak yang dibuat dari kayu berdiameter kira-kira 1,5 cm yang
ujungnya dibiarkan tumpul.
Dugderan adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan
puasa telah datang. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa.
Kata Dugder diambil dari perpaduan bunyi dugdug dan bunyi meriam yang mengikuti
kemudian diasumsikan dengan derr.
Kegiatan ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan
sebelum dugderan. Karnaval yang diikuti oleh pasukan merah-putih, drumband,
pasukan pakaian adat “BHINNEKA TUNGGAL IKA” , meriam , warak ngendok dan
berbagai potensi kesenian yang ada di Kota Semarang.
Ciri Khas acara ini adalah warak ngendok, sejenis binatang
rekaan yang bertubuh kambing berkepala naga serta kulit sisik emas. Visualisasi
warak ngendok dibuat dari kertas warna – warni. Acara ini dimulai dari jam
08.00 sampai dengan maghrib di hari yang sama juga diselenggarakan festival
warak dan Jipin Blantenan.
Tabuik (Indonesia: Tabut) adalah perayaan lokal dalam
rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan
oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatera Barat, khususnya di Kota
Pariaman. Festival ini termasuk menampilkan kembali Pertempuran Karbala, dan
memainkan drum tassa dan dhol.
Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa
selama prosesi upacara tersebut. Walaupun awal mulanya merupakan upacara
Syi'ah, akan tetapi penduduk terbanyak di Pariaman dan daerah lain yang
melakukan upacara serupa, kebanyakan penganut Sunni. Di Bengkulu dikenal pula
dengan nama Tabot.
Upacara melabuhkan tabuik ke laut dilakukan setiap tahun di
Pariaman pada 10 Muharram sejak 1831.Upacara ini diperkenalkan di daerah ini
oleh Pasukan Tamil Muslim Syi'ah dari India, yang ditempatkan di sini dan
kemudian bermukim pada masa kekuasaan Inggris di Sumatera bagian barat.
Kalau kita mendengar kalimat: “Bull-Racing”, mungkin
pikiran kita melayang ke-Pulau Madura, yang terkenal dengan “Karapan Sapi”.
Ternyata ada “Buffalo Racing” atau “Balapan Kerbau” yang tidak kalah populernya
dikalangan masyarakat Bali, khususnya dibagian Barat, yang dikenal dengan nama
“Makepung”.
Bisa dipahami mengapa masyarakat Bali memilih melombakan
kerbau daripada sapi, dikarenakan sapi adalah binatang tunggangan yang
dipergunakan oleh Dewa Shiva dan dianggap sebagai hewan suci oleh penganut
Hindu. Di Bali, khususnya dibagian Barat, sekitar kota Negara, Makepung ini
merupakan event tradisional yang dilakukan beberapa kali setiap tahun, anehnya
Makepung ini ternyata tidak begitu populer bagi masyarakat dibagian Bali
lainnya.
9. Atraksi Debus – Banten
Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten yang
mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam,
kebal air keras dan lain- lain.Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa
pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570). Pada zaman Sultan Ageng
Tirtayasa (1651—1692) Debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang
rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa itu. Kesenian Debus saat ini
merupakan kombinasi antara seni tari dan suara.
Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung
runcing berhulu bundar. Bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang
terbilang sangat ekstrim. Pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri yang
banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.
10. Karapan sapi – Madura
Awal mula kerapan sapi dilatar belakangi oleh tanah Madura
yang kurang subur untuk lahan pertanian, sebagai gantinya orang-orang Madura
mengalihkan matapencahariannya sebagai nelayan untuk daerah pesisir dan
beternak sapi yang sekaligus digunakan untuk bertani khususnya dalam membajak
sawah atau ladang.
Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam
kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut)
dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan
tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar
sepuluh detik sampai satu menit.
Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada
bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir
September atau Oktober di eks Kota Karesidenan, Pamekasan untuk memperebutkan
Piala Bergilir Presiden.
11. Upacara Kasada – Bromo
Upacara Kasada bromo dilakukan oleh masyarakat Tengger yang
bermukim di Gunung Bromo, Jawa Timur. Mereka melakukan ritual ini untuk
mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap desa. Agar mereka dapat diangkat
oleh para tetua adat, mereka harus bisa mengamalkan dan menghafal
mantera-mantera.
Beberapa hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka
mengerjakan sesaji-sesaji yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo.
Pada malam ke 14 bulan Kasada, Masyarakat tengger berbondong-bondong dengan
membawa ongkek yang berisi sesaji dari berbagai macam hasil pertanian dan
ternak. Lalu mereka membawanya ke Pura dan sambil menunggu Dukun Sepuh yang
dihormati datang, mereka kembali menghafal dan melafalkan mantera, tepat tengah
malam diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat dipoten lautan pasir
Gunung Bromo.
Sebelum lulus mereka diwajibkan menghafal dan lancar dalam
membaca mantra mantra. Setelah Upacara selesai, ongkek-ongkek yang berisi
sesaji dibawa dari kaki gunung bromo ke atas kawah, lalu dilemparkan kedalam
kawah, sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka.
Didalam kawah banyak terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal
dipedalaman, mereka jauh jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan tempat
tinggal dikawah gunung Bromo dengan harapan mereka mendapatkan sesaji yang
dilempar.
Penduduk yang melempar sesaji berbagai macam buah buahan
dan hasil ternak, mereka menganggapnya sebagai kaul atau terima kasih mereka
terhadap tuhan atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah.
12. Batombe - Sumatera Barat
Bila Anda berkunjung ke Nagari Abai, Kecamatan Sangir
Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan Sumatera Barat, terdapat kesenian Batombe
yang menjadi kesenian daerah setempat. Kesenian yang satu ini memang unik
karena secara tidak sengaja tercipta mengingat kesenian ini pertamakali
dimainkan untuk menghibur dan memberi semangat pada masyarakat yang sedang
bergotong royong membuat Rumah Gadang.
Kesenian Batombe diawali dengan pembacaan pantun pembukaan
oleh seorang datuk. Para pemain lalu memasuki arena dan membuat lingkaran.
Pemain terdiri dari 10 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. 12 diantaranya
bergerak menari membentuk garis linkaran. Sementara 1 lainnya menari di dalam
lingkaran.
Kesenian Batombe diiringi dengan irama musik yang ceria.
Alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari gendang dan talempong. Keduanya
dimainkan dengan cepat mengikuti irama tarian dan nyanyian yang dibawakan para
pemain batombe. Keceriaan tarian semakin memacu adrenalin dan semangat sehingga
pada bagian akhir, yang menyaksikan biasanya bergabung dan ikut menari
bersama-sama.
Ngaben adalah upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat
Hindu di Bali.Dalam prosesi Ngaben, ketika api mulai disulut, perlahan-lahan
kobaran api akan membesar dan mulai berkobar menyulut sosok jenazah.
Lama-kelamaan kobaran api mulai menghanguskan jazadnya yang
dipercaya akan melepaskan segala ikatan keduniawian dari orang yang meninggal
itu. Bila ikatan keduniawian telah terlepas, maka semakin terbukalah kesempatan
untuk melihat kebenaran dan keabadian kesucian Illahi di alam sana.
Beberapa hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan, keluarga
dari orang yang meninggal dibantu oleh masyarakat membuat "Bade" dan
"Lembu" yang sangat megah yang terbuat dari kayu, kertas warna-warni
dan bahan lainnya. "Bade" dan "Lembu" ini merupakan tempat
jenazah yang nantinya dibakar.
14. Tradisi Potong Jari – Papua
Menangis, mungkin itu yang lakukan saat kita didera
kesedihan. Namun, berbeda dengan masyarakat Papua pedalaman, mereka memotong
jari mereka sendiri untuk menunjukkan rasa kesedihan mereka. Terdengar sadis
memang, namun itulah salah satu bentuk kekayaan budaya kita.
Bagi mereka, tradisi ini disimbolkan sebagai bentuk
kesedihan yang mendalam akan kehilangan anggota keluarga yang meninggal.
Semakin banyak kita melihat warga Papua pedalaman memotong jarinya maka dapat
diartikan telah banyak pula anggota keluarga yang mereka cintai telah meninggal
dunia.
Bahkan, masyarakat terdahulu Lembah Baliem, sebuah lembah
pegunungan yang cukup terkenal, pernah ada tersingkap kasus dimana seorang ibu
yang memotong jari anaknya yang baru lahir dengan cara menggigitnya karena
ingin menghilangkan “kesialan” yang selama ini menderanya. Ia percaya dengan ia
memotong jari anaknya maka kesialan yang selama ini ia alami dapat hilang.